Selasa, 30 November 2010

Pengembangan Kurikulum berpusat pata Anak

curriculum children centered

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi peserta didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan peserrta didik, agar dapat memenuhi bekal hidupnya kelak (Abdullah idi.2007:206).

A. Anak Sebagai Peserta Didik

Peserta didik sebagai anak memiliki perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, potensi, watak, ketahanan, semangat, motivasi dan lain sebagainya. Peserta didik menurut dwi siwoyo (207:92) adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan

B. Perkembangan Anak

Asas perkembangan psikologis anak (nasution.2001:97) sebagai berikut:

· Anak berkembang melalui tahap-tahap tertentu,ada masa bayi, masa kanak-kanak pemula, masa kanak-kanak lanjutan,masa transesensis dan adolensesi. Pada tahap taraf perkembangan anak mempunyai sifat-sifat dan kebutuhan tertentu.

· Kecepatan perkembangan tidak merata. Ada saat-saat cepat atau ada masa-masa saat seakan-akan tidak ada perkembangan yang disebut “plateau”, ada pula anak yang perkembangannya lamban atau retardasi.

· Ada perbedaat pola pada anak-anak. Misalnya anak diajarkan membaca tapi selalu gagal itu disebabkan anak belum matang. Memaksakan anak mempelajari sesuatu sebelum anak matang hanya akan membuat anak frustasi.

· Adanya pola umum perkembangan anak memungkinkan perkembangan kurikulumuntuk memperkirakan bahan ajar apa yang sesuai dengan kelompok umur mereka.

Penting sekali mempertimbangkan perkembangan anak yang berbeda untuk pengembangan kurikulum. Karena kurikulum biasanya berasumsi semua perkembangan anak sama, maka ditentukan bahan pelajaran yang sama, metode yang sama, media dalam proses belajar mengajar. Akan sangat menguntungkan anak bila ada variasa dalam mengajar. Banyak macam usaha untuk memperhatikan perbedaan individual pada anak. Akan tetapi pelaksanaan memerlukan guru yang lebih kompeten.

C. Teori Belajar Humanistik Sebagai Teori Pendukung

Menurut Rogers (dalam abuahmadi) yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.

j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

D. Desain Kurikulum

Bila menoleh dari perkembangan pada masa anak sebagai peserta didik maka dapat di implementasikan dalam desain kurikulum (purwandari. 2005:10)dan diambil dari longstreet dan shane(1993)

1. Isi kurikulum harus memuat sisi kehidupan dari siswa.

2. Pendidikan harus diberikan tepat waktu dan terarah sehingga perkembangan yang sedang berlangsus dapat teroptimalisasi. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa masing-masing individu memiliki irama sendiri dalam perkembangannya ada yang cepat dan ada yang lambat sehingga proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing. Alokasi waktu juga harus mempertimbangakan tingkat kemampuan dalam tahap perkembangan.

3. Metode dan media pembelajaraan disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Meskipun individu mempunyai irama perkembangan masing-masing, namun individu masih dalam garis perkembangan secara umum, sehingga alat peraga atau metode dapat digunakan dalam rentang waktu relatif lama, tidak selalu ganti.

4. Memfasilitasi atau memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi dan berkreasi.

5. Individu mempunyai potensi dan lingkungan sama berpengaruh dalam perkembangan pendidikan individu. Misal bila anak mempunyai bakat namun lingkungan tidak mendukung maka potensi anak tidak akan berkembang. Untuk itu lingkungan harus dimanipulasi untuk mendukung potensi belajar. Implementasi dalam kurikulum: pendidik harus memberikan lingkungan pendidikan yang bervariasi sehingga potensi anak dapat teroptimalisasi.

E. Evaluasi kurikulum

Evaluasi adalah proses mengukur dan menilai,bila dikaitannya dengan kurikulum yaitu proses mengukur dan menilai keberhasilan suatu kurukulum. Hasilnya dapat di buat sebagai acuan untuk menentukan perbaikan kurikulum seperti penilaian pendidikan, poses dan tindak lanjut pendidikan baik yang menyangkut peorangan, kelompok maupun kelembagaan. Menurut torndike dan hagen (1961) dalam sugihartono (2007:134) tujuan dan kegunaan penilaian pendidikan dapat diarahkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut: Pengajaran, Hasil belajar, Diagnosis dan usaha perbaikan, Penempatan, Seseksi, Bimbingan dan konseling, Kurikulum, Penilaian kelembagaan

Menentukan isi

Langkah dalam pengembangan kurikulum:

Merumuskan tujuan








Mengadakan evalualuasi


PBM











Sumber:

Abdullah idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Yogyakarta: ar-Ruzz

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono.psikologi belajar dalam Trimanjuniarso.wordpress.com. diambil 28 mei 2010

Dwi siswoyo, dkk.2007. ilmu pendidikan. Yogyakarta:uny press

Longstreet and shane.1993. (literatur dari dosen)

Nasution.2001. asas-asas kurikulum. Jakarta: sinar grafika offset

Purwandari.2005. perkembangan peserta didik. Jurusan pendidikan luar biasa. Fakultas ilmu pendidikan. Unuversitas negeri yogyakarta

sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan.yogyakarta: uny press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mua komentar yuuuk