Kamis, 11 Juni 2009

PENYEBAB TUNALARAS KARENA LABELING

Menurut direktorat PLB, anak tunalaras adalah anak yang mengalami hambatan/kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial, bertingkah laku menyimpang dari norma-norma yang berlaku dan dalam kehidupan sehari-hari sering disebut anak nakal sehingga dapat meresahkan/mengganggu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan menurut slamet riyadi, dkk (1984), anak tunalaras adalah anak yang gagal dalam penyesuaian. Pengertian anak tunalaras yang lain adalah anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya (karakteritik ABK:8). Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil pengertian anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku sehingga gagal dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, tingkah laku tersebut menyimpang bila dilihat dari prespektif norma dan akademik.

Menurut A Handbook for the Study of Mental Health, adalah definisi yang diberikan kepada seseorang dan akan menjadi identitas diri orang tersebut serta menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dalam buku Raising A Happy Child, banyak pakar yang sepakat bahwa bagaimana seseorang memandang dan merasakan dirinya sendiri akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya.

Seringkali anak yang biasa-biasa saja menjadi anak tunalaras karena salah pengasuhan dan salah berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya anak yang suka lari-lari sering kali dimarahi ibunya dan dicap sebagai anak nakal karena tidak mau duduk diam. Padahal ini tidak sepenuhnya salah anak, karena pada masa kanak-kanak anak terjadi kelebihan energi sehingga banyak anak menggunakan energinnnya untuk berlari-lari, melompat-lompak, kesana kemari dsb. Orangtua juga yang sering merasa jengkel jika anaknya banyak tanya. hal ini sering terjadi juga pada Guru dan teman-teman sebayanya.Lalu mereka melabel anak tersebut bandel, tidak sopan dan nakal. Kondisi anak selalu bertanyaq justru menandakan anak tersebut memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Masalah-masalah diatas bila ditinjau dari teori labeling akan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologi anak, karena bila anak sudah dilabel anak nakal, lingkungan akam memperlakukan anak tersebut sebagai anak nakal sehingga lambat laun anak akan benar-benar menjadi anak nakal. Bila anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada dalam masyarakan maka akan menjadikan anak tunalaras.
KESIMPULAN

Anak tunalaras tidak hanya terjadi karena alamiah neurologis, tetapi juga bisa terjadi karena salah asuh anak dan terdapat kesalahan dalam berinteraksi. Orangtua yang baik adalah orangtua yang mengerti perkembangan anak dan apa karakteristik anak. Mendidik dengan baik, tidak dengan kekerasan ataupun cemooh. Karena jika anak selalu dilabeli maka anak akan berkembang sesuai label tersebut. Ini sangat berbhaya sekali, bisa jadi akan menyebabkan anak tunalaras.

SARAN

Sebelum menjadi orangtua seharusnya tahu perkembangan fisik dan psikis anak sehingga tidak terjadi salah asuh. Orangtu juga sebisa mungkin dapat mengantisipasi pemberian label pada anak baik dari orangtua sendiri, teman-teman, guru dan masyarakat sekitar.
Bila anak selalu aktif jangan dimarahi bahkan hingga dilabeli anak nakal, arahkan penggunaan energi tersebut pada kegiatan fisik yang positif seperti sepak bola, basket, kasti dsb. Agar anak lebih tertarik berikan reward semacam pujian atau hadiah kecil atas prestasi dan antusiasnya.
daftar pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mua komentar yuuuk